TETAP TERSENYUM MENGHADAPI UJIAN-UJIAN ALLAH



Pernahkan anda mengalami perasaan galau, suntuk dan sedih berkepanjangan? Saya pribadi sering kali menemui ketidakenakan dan kegundahan tersebut. Sedih ditinggal orang tua, anak atau saudara untuk waktu yang selamanya, gagal menggapai sesuatu, galau berpisah dengan suami atau istri, atau juga tidak jadi menikah padahal semuanya telah dipersiapkan dengan matang. Apa yang kita lakukan dengan spontan, kalau wanita pastilah berurai air mata dan kalau laki-laki paling-paling “ngenes” dalam hati.

Yaa… semua orang pasti pernah mengalami ketidakbahagiaan dan kesenangan yang silih berganti. Salah satu dari itu tidak mungkin selamanya menemani hidup kita. Kadang kebahagiaan mendekat dan kesedihan menjauh untuk waktu yang sebentar saja, diganti dengan galau, resah dan gelisah untuk waktu yang lumayan panjang. Hati seolah berontak, menganggap Allah tidak adil pada kita, karena Dia menjauhkan kita dengan segala yang berbau kesenangan dan kebahagiaan. Kita selalu tidak siap bila dihadapkan pada kondisi yang menyesakkan dada, membuat  meratap, memohon pertolongan dan menengadahkan tangan berharap kebaikan dan kondisi kembali seperti yang kita inginkan.

Tapi kondisi sebaliknya, kadang malah membuat kita semakin lupa. Bila dianugerahi Allah kemudahan, keberhasilan, rumah tangga yang harmonis, kemudahan rezeki yang mengalir bagai air bah, anak-anak yang penurut, suami atau istri yang terbaik, kadang membuat kita merasa kita telah berbuat yang terbaik di hadapan manusia atau dihadapan-Nya. Merasa keberhasilan itu karena jerih payah kita, upaya maksimal dan kerasnya kerja kita. Kita lupa bahwa kondisi baik dan buruk yang mewarnai hidup, kesenangan dan kesedihan adalah bagian dari ujian Allah. Allah sangat perlu untuk menguji iman dan kesungguhan hamba-Nya yang mengaku beriman, menyatakan cinta dan sangat ingin meraih predikat “kekasih Allah.” Karena untuk menjadi kekasih-Nya tidak cukup hanya dengan shalat, puasa atau berhaji, tapi perlu diuji oleh-Nya untuk membuktikan apakah imannya sungguh-sungguh atau hanya sekedarnya saja atau pura-pura beriman istilah kerennya “pencitraan diri.”
Allah menyatakan dalam surat Al-‘ankabut ayat 2 dan 3 :
2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: “Kami telah
    Beriman,” sedang mereka  tidak diuji lagi”
3. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
    sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
    mengetahui orang-orang yang dusta.

Kembali dengan kondisi yang kita punya, berupa harta, anak-anak, dan istri adalah kesenangan di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik /surga. Untuk menguji kesungguhan manusia, Allah memerintahkan kepada Malaikat-malaikat-Nya untuk berangkat kepada hamba-hamba-Nya dan memberi mereka ujian yang sebanyak-banyaknya. Karena Allah senang mendengar rintihan dan suara hamba-Nya.
Doa yang biasa dipanjatkan oleh Nabi Muhammad SAW saat ditimpa kesedihan dan kegelisahan :
Ya Hayyu, ya Qoyyum, birohmatika astaghits.”
(Ya Allah Yang Maha Hidup, dan Yang Maha Berdiri Sendiri, dengan segala kasih-sayang-Mu aku memohon pertolongan-Mu).”
Doa lainnya yang dilantunkan Nabi Yunus saat memohon pertolongan Allah :
“‘Allahumma, la ilaha illa anta. Subhanaka, inni kuntu minazzhalimin –
Ya Allah, tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh aku ini termasuk orang-orang yang zalim’.

Adapun kiat untuk tetap tersenyum, hati menjadi lapang saat ditimpa ujian-Nya :

  1. Miliki hati yang senantiasa bersyukur
Dalam keadaan kekurangan, kesedihan, kesenangan, kelebihan banyak-banyaklah bersyukur. Bukti kita bersyukur adalah bila diberi kelebihan harta banyak-banyaklah membelanjakannya di jalan Allah. Sedekah yang terus bertambah, bukan malah berkurang. Jangan jadi hamba yang kufur nikmat. Merasa sayang untuk memberi orang lain yang kekurangan. Kalaupun diberi nikmat badan sehat, banyak-banyaklah digunakan untuk ibadah, bukan malah menambah dosa. Yang sebelumnya nggak pernah ngaji dan mengkaji Qur’an menjadi pribadi yang getol untuk menimba ilmu. Jangan biarkan waktu berlalu  hanya dengan mengkoleksi amal kejelekan. Jadikan hidup dan hartamu bermanfaat untuk orang-orang di sekitarmu. Karena sesungguhnya harta itu tidak akan berkurang bila engkau meminjamkan-Nya pada Allah, dengan jalan apa? Dengan jalan yang dikehendaki oleh Allah. Banyaklah membantu kesulitan saudaramu, maka Allah akan melapangkan jalanmu juga.

  1. Lisan yang senantiasa berdzikir untuk mengingat Allah.
Baik di waktu pagi dan petang, dari bangun tidur hingga tidur lagi. Dzikir tidak hanya dilakukan setelah shalat saja. Tapi upayakan semampumu, disaat duduk, atau berbaring, di saat bekerja atau mengendara kendaraan, asal jangan di kamar mandi/toilet.
Banyaklah berdzikir
“Hasbunallah wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’man nashir”
“Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”

  1. Sabar menghadapi ketidak nyamanan dalam hidup, sambil terus mengadu dan merintih pada Allah supaya diberi jalan yang terbaik. Sabar sudah, shalat juga harus diperhebat, jangan hanya melakukan yang wajib saja, shalat qabliyah dan ba’diyah juga harus dibiasakan. Jangan malas bangun malam untuk bermunajat kepada Allah lewat shalat sunnah tahajjud. Nggak akan rugi deh, daripada begadang nonton bola, yang pasti besoknya akan mengalami kantuk, lebih baik menemui Allah, menghiba dan merendahkan diri untuk berharap kebaikan, kemudahan dan keselamatan dalam hidup. Kalau rezeki dirasa masih sering ngambek menghampiri kita, coba rutinkan untuk shalat dhuha. Awalnya sih berat, tapi kalau sudah terbiasa, malah kita akan merasa nggak lengkap bila sekali aja nggak menjalankannya.        
  2. Punya partner yang soleh atau solihah. Bagi laki-laki carilah calon pendampingmu yang solihah. Kalau sudah beristri, didiklah bidadarimu untuk solihah, ajari ngaji dan berakhlakul karimah. Karena engkau akan tenang dan  tenteram melihat anak-anakmu dalam didikan dan buaian seorang yang akan mengantarkannya ke surga.
Coba istikomahkan keempat kiat tersebut diatas dalam kehidupan sehari-hari. Banyak halangan memang, tapi yakinlah Allah tidak akan membiarkanmu seorang diri. Dia akan memberi kemudahan dan jalan dari arah yang tidak disangka-sangka. Dalam menghadapi kesulitan yakinlah Allah hadir, Allah melihat upayamu dan kerja kerasmu, untuk selanjutnya serahkan hasil terbaiknya dalam kuasa-Nya.Jadii nggak ada lagi kesal dan manyun, karena setiap kegagalan itu ada maksud Allah untuk membuat kita lebih kuat dan lebih bersabar, dan kalau berhasil, jangan sombong, jangan merasa paling tinggi, karena ada orang-orang di sekitarmu yang masih banyak memerlukan uluran tanganmu.

Komentar