MODUL 11
KEGIATAN BELAJAR 1
HAKIKAH DAN PERANAN
MODEL PEMBANGUNAN KONSEP DASAR IPS
Rogers (1969),
inkuiri merupakan suatu proses untuk mengajukan pertanyaan dorongan semangat
belajar para siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Namun menurut
Beyer (1971), inkuiri adalah lebih sekedar bertanya. Inkuiri adalah suatu proses
mempertanyakan makna atau
arti tertentu yang
menurut seseorang menampilkan kemampan intelektual agar ide
atau pemikirannya dapat dipahami.
Wellton dan
Mallan (1988), membandingkan istilah ”inquiry” dengan metode pemecahan masalah (problem
sorving) dan bahkan
dengan hafalan atau
memori sebagai suatu
perilaku proses. Biasanya,
istilah inkuiri digunakan
alam aktivitas penelitian, khususnya pada proses melakukan
investigasi. Inkuiri dibutuhkan dalam proses
penelitian sebagai metode untuk mengkaji fenomena. Inkuiri merupakan suatu
pendekatan yang saat ini digunakan oleh para pengembang kurikulum khususnya di
sekolah-sekolah Australia dan
Amerika Serikat sebagai
suatu pendekatan dalam proses belajar
mengajar di sekolah.
Penggunaan pendekatan ini
didasarkan atas beberapa
pemikiran dari para
ahli pendidikan dan
hasil-hasil penelitian yang
menunjukan bahwa pendekatan ini
memiliki keunggulan terutama
untuk mengembangkan kemampuan
berfikir dan pengetahuan. Sikap dan nilai para peserta didik dibanding dengan pendekatan klasikal
atau tradisional.
Menurut para
ahli, pendekatan inkuiri adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah kebosanan siswa dalam belajar di
kelas karena proses belajar lebih terpusat
kepada siswa (student-centred instruction) daripada
kepaa guru (teacher-centred instruction).
Salah satu
komponen kurikulum yang lebih banyak mendapatkan perhatian dan pengujian adalah
metode pembelajaran. Sebagai
dampaknya, banyak para
ahli pendidikan yang mendefisinikan metodenya sebagai
dari proses pendidikan yang
paling penting. Salah satu metode untuk mengatasi kebosanan siswa
belajar di kelas karena pengajaran terlalu
didominasi oleh pendekatan ekspositori
(ceramah) yang berpusat pada guru adalah metode inkuiri. Tujuan
inkuirisosial menurut Bank (1990), adalah
untuk membangun teori.
Tujuan social inkuiri
pun diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memecahkan
masalah-masalah social sehingga merekadapat memperoleh kehidupan yang lebih
baik. Tujuan utama inkuiri social adalah memberikan kontribusi
untuk para pengambil
kebijakan dalam menghasilkan
keputusan-keputusannya.
Banks mengemukakan
langkah-langkah metode pembelajaran
inkuiri untuk kelas IPS sebagai
berikut:
1) Perumusan masalah (Problem
Formulation).
Sebelum
seorang siswa melakukan penelitian tentang suatu masalah atau isu,
terlebih dahulu ia harus
memiliki ide yang
jelas atau masalah
yang akan dipecahkan. Syarat utama masalah yang harus di
pecahkan adalah lengkap, tepat dan mudah diteliti.
2) Perumusan Hipotesis (Formulation of
Hyp theses).
Setelah
para siswa merumuskan masalah atau pertanyaaan yang tepat dan
dapat diteliti, selanjutnya ia
berusaha merumuskan dugaan
atau jawaban sementara untuk
mengarahkan proses penelitian. Pernyataan atau dalil sementara yang dirumuskan
oleh seorang peneliti
untuk mengarahkan
penelitian disebut hipotensi.
3) Definisi istilah
Konseptualisasi.
Penelitian
harus membuat definisi istilah
atau konsep yang jelas tentang
masalah penelitiannya walaupun pekerjaan
ini merupakan masalah utama bagi para
ilmuwan sosial. Kesulitannya adalah
konsensus tentang arti
konsep atau istilah yang
belum ada. Seperti
istilah agresi, kelas sosial,
dan perilaku sosial adalah contoh-contoh konsep ilmu-ilmu yang
didefisinikan secara bervariasi oleh para peneliti.
4) Pengumpulan data (Collection of
Data).
Pertanyaan
di jawab dan di hipotesis di uji dengan data dan informasi yang dikumpulkan
oleh peneliti.
5) Pengujian dan Analisi data
(Evaluation and Analysis of Data).
Seorang siswa
yang meneliti dalam
proses inkuiri, harus
berusaha menentukan kredibilitas
dan kebermaknaan informasi yang sedang dikumpulkan. Metode dan
teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data memberikan
pengaruh yang berarti terhadap data yang diperoleh.
6) Menguji Hipotesis untuk Memperoleh
Generalisai dan Teori.
Seorang siswa
calon ilmuwan sosial
mulai rangkaian proses
penelitian dengan sebuah
pertanyaan, biasanya berkaitan
dengan teori atau
pengetahuan yang telah ada. Namun, pertanyaan-pertanyaan itu sendiri
tidak dapat diuji secara langsung. Hipotensi yang berkaitan dengan pertanyaan
itu perlu menguji apaka hipotesisnya
dapat dibuktikan dengan
berdasarkan pada informasi
yang telah terkumpul.
7) Memulai inkuiri lagi.
Apabila penemuaan
telah menemukan bahwa
data itu mendukung
hipotesisnya maka dukungan
terhadap teori kecemburuan
dalam persaingan ekonomi akan
semakin meningkat. Akan
tetapi, proses penelitiannya apakah dalil-dalil teori diterima atau
ditolak. Sebab perilaku manusia begitu
kompleks, hampir semua teori yang
ada dalam berbagai disiplin
ilmu sosial mempunyai banyak dalil
yang hanya dibuktikan
secara sepihak. Namun demikian,
model pembelajaran inkuiri yang
digambarkan di atas
dapat berdaurulang dan
tidak bersifat linier atau terputus.
KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL –MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS
Model atau desain pembelajaran keterampilan
berpikir (thinking skills) ada 2 model, yaitu
:
1.
Critical thinking skills atau keterampilan
berpikir kritis Menurut Johnson (1991), merumuskan istilah berpikir kritis
(critical thinking) secara etimologi menyatakan bahwa kata “critic” dan “critical”
berasal dari “krenein” yang berarti menaksir nilai sesuatu. Ia menjelaskan
bahwa kritik adalah perbuatan seorang yang mempertimbangkan, menghargai dan menaksir
nilai sesuatu hal. Tugas seorang berpikir kritis adalah menerapkan norma dan standar yang tepat terhadap sesuatu hasil.
The Group of Five (Etnis 1989;
Lipman 1988; Siegel 1988; Paul 1989;
McPeck 1981), menyimpulkan bahwa ada
tiga persetujuan subtansi dari kemampuan berpikir kritik
yaitu Berpikir kritis
memerlukan sejumlah kemampuan
kognitif, berpikir kritis memerlukan
sejumlah informasi dan
pengetahuan, berpikir kritis mencakup dimensi
afektif yang semuanya
menjelaskan dan menekankan
secara berbeda-beda. Sedangkan
berpikir kritis adalah
untuk menilai suatu
pemikiran, menaksir nilai bahkan mengevaluasi pelaksanaan atau praktek dari suatu pemikiran
dan nilai tersebut. Selain itu, berpikir
kritis meliputi aktivitas
mempertimbangkan berdasarkan pada pendapat
yang diketahui. Menurut
Lipman (1988), layaknya pertimbangan-pertimbangan ini
hendaknya didukung oleh
kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan.
2.
Creative thinking atau ketrampilan berpikir
kreatif.
Menurut Savage and Amstrong (1996),
syarat untuk memasuki sikap berpikir kritis adalah sikap siswa memunculkan
ide-ide atau pemikiran baru; siswa membuat
pertimbangan dan
penilaian atau taksiran
berdsarkan kriteria yang
dapat dipertanggung
jawabkan. Preston dan
Herman (1974), inkuiri
dan ketrampilan berpikir
kritis tumbuh subur
di kelas III.
Menurut (Wiken, 1995;
Beyer, 1985; Fraenkel,
1980), pengajaran berpikir
kritis meliputi pendekatan, strategi,
perencanaan, dan sikap siswa dalam berpikir kritis. Model ini pernah
dijelaskan oleh beliau pada Studi sosial
di Amerika Serikat.
Ketrampilan berpikir kritis menurut
Beyer ada 10, yaitu :
a)
Membedakan
antara fakta dan nilai dari suatu pendapat.
b)
Menentukan
reliabilitas sumber.
c)
Menentukan
akurasi fakta dari suatu pertanyaan.
d)
Membedakan
informasi.
e)
Mendeteksi
penyimpangan.
f)
Mengindentifikasi
asumsi yang tidak dinyatakan.
g)
Mengindentifikasi
tuntutan dan argumentasi yang tidak jelas.
h)
Mengakui
perbuatan yang keliru dan konsisten.
i)
Membedakan
antara pendapat yang tidak dan dapat dipertanggung jawabkan.
j)
Menentukan
kekuatan argument.
Menurut Beyer
strategi berpikir kritis
yang cukup efektif
untuk Proses Belajar
Mengajar (PBM), ialah
Strategi innduktif yang bersifat
direktif. Adapun langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru
adalah :
a) Memperkenalkan ketrampilan ,dan
kemudian siswa
b) Mencobakan ketrampilan sebaik
mungkin,
c) Menggambarkan serta mengartikulasi
apa yang terjadi dalam pikiran ketikamenerapkan ketrampilan tersebut.
d) Menerapkan pengetahuan tentang
ketrampilan baru untuk diterapkan lagi, dan akhirnya;
e) Meninjau lagi apa yang terpikir
ketika ketrampilan itu diterapkan.
Menurut Beyer
strategi berpikir kritis yang ke-2 adalah strategi direktif yang artinya
memberikan kesempatan pada siswa untuk menguasai dan memahami betul komponen ketrampilan tersebut
sejak permulaan. Strategi
ini digunakan bila ketrampilan siswa agak kompleks. Dalam
strategi ini memerlukan bimbingan khusus. Beyer merumuskan ada 5 langkah dalam
penerapan strategi direktif, yaitu :
a)
Memperkenalkan
ketrampilan berpikir kritis.
b)
Menjelaskan
prosedur dan aturan ketrampilan.
c)
Menunjkan
bagaimana ketrampilan itu digunakan di kemudian hari.
d)
Menerapkan
ketrampilan tersebut mengikuti langkah dan aturan yang jelas.
e)
Menggambarkan tentang
apa yang terjadi
dalam pikiran siswa
ketika ketrampilan itu
diterapkan.
KEGIATAN BELAJAR 3
IMPLEMENTASI
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS
Kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah baik masalah pribadi maupun masalah
sosial sangat diperlukan
karena pada hakekatnya
siswa hidup ditengah
lingkungan masyarakatyang penuh dengan benih-benih munculnya masalah.
Hal ini sejalan dengan
tujuan pendidikan untuk
mendewasakan siswa, maka
salah satu indikator dewasa adalah kemampuan akan
kemandirian sebagai warga masyarakat.
Model pembelajaran “problem solving” pemecahan masalah merupakan alternatif
model pembeljaran dalam IPS.
1. Model pembelajaran “problem solving”.
Ada 4
tahapan proses pemecahan masalah menurut
Savage dan Armstrong, yaitu :
a. Mengenal adanya masalah.
b. Mempertimbangkan
pendekatan-pendekatan untuk pemecahannya.
c. Memilih dan menerapkan
pendekatan-pendekatan tersebut.
d. Mencapai solusi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Sedangkan menurut wilkins
(1990), menguraikan 6 langkah
model pembelajaran “problem solving”, yaitu :
a. Mengklarifikasikan dan mendefinisikan
masalah.
b. Mencari alternatif solusi.
c. Menguji alternatif solusi.
d. Memilih solusi.
e. Bertindak sesuai dengan pilihan
solusi.
f.
Tindak
lanjut (follow-up).
2. Model “problem solving” inkuiri atau
model pembelajaran penemuan.
Secara umum
batasan yang tegas antara tiga pendekatan/ model pembelajaran tersebutbelum ada kesepakatan. Persamaan dari
ketiga model pembelajaran tersebut
adalah semua mensyaratkan adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar
mengajar melalui proses penelitian,
yaitu meneliti hubungan antar sejumlah data/ informasi untuk tercapainya suatu solusi. Untuk
mengatasi kerancuan, Welton and mallan (1988) mengemukakan bahwa penggunaan model pembelajaran “problem
solving” agak berbeda bila diterapkan
pada mata pelajaran yang berbeda.
KEGIATAN BELAJAR 4
MODEL DESAIN PEMBELAJARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.
Model
pembelajaran pengambilan keputusan.
Makna
konsep pengambilan keputusan (decision
making) berkaitan dengan kemampuan berfikir tentang alternatif pilihan
yang tersedia, menimbang fakta dan bukti
yang ada, mempertimbangkan tentang nilai pribadi dan masyarakat. Banks
(1990), menyatakan tujuan
dasar inkuiri sosial
adalah untuk menghasilkan
pengetahuan dalam bentuk fakta, konsep, generalisasi dan teori. Savage and
Armstrong (1996) mengemukakan langkah-langkah proses
pembelajaran, pengambilan keputusan sebagai alternatif, yaitu :
a) Mengidentifikasi persoalan dasar atau
masalah.
b) Mengemukakan jawaban-Jawaban
alternatif.
c) Menggambarkan bukti yang mendukung
setiap alternatif.
d) Mengidentifikasi nilai-nilai yang
dinyatakan dalam setiap alternatif.
e) Menggambarkan kemungkinan akibat
setiap pilihan alternatif.
f) Membuat pilihan dari berbagai
alternatif.
g) Menggambarkan bukti dan
nilai yang dipertimbangkan dalam membuat pilihan.
Menurut Banks
ada 2 syarat
untuk melaksanakan model
pembelajaran pengambilan
keputusan adalah pengetahuan
s sial dan
metode cara mencapai
pengetahuan. Kerlinger menyimpulkan ada
4 motode memperoleh
pengetahuan, yaitu :
a) Berpegang pada
apa yang telah
diketahui kebenarannya (method
of tenacity).
b) Mencari informasi untuk mempercayai
(method of authority).
c) Mengetahui sesuatu
karena telah disepakati
kebenarannya (a priori
method).
d) Metode ilmiah (method of science).
Menurut Banks
langkah-langkah yang dianjurkan dalam melakukan proses pengambilan keputusan secara
sekuensial, sebagai berikut :
a) Mengenal masalah yang perlu diambil
keputusan.
b) Perolehan pengetahuan melalui inkuiri
ilmu sosial.
c) Mengorganisir masalah dan pengetahuan
untuk bahan pembelajaran.
d) Inkuiri nilai.
e) Pengambilan keputusan dan tindakan
untuk warga negara.
f) Menentukan urutan tindakan.
g) Memberi kesempatan
kepada warga negara
untuk bertindak dan berpartisipasi (dilingkungan masyarakat
dan sekolah).
MODUL 12
KEGIATAN BELAJAR 1
KETERAMPILAN DASAR IPS
A. PENGERTIAN KETERAMPILAN DASAR IPS
Somantri (2001)
mengemukakan bahwa pendidikan
ips adalah suatu
penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin
ilmu lainnya serta masalah-masalah
s sial terkait yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologi
untuk pendidikan dasar dan menengah.
Tujuan
utama ilmu pengetahuan sosial adalah membantu generasi muda dalam mengembangkan kemampuan membuat keputusan
yang informatis dan rasional bagi
kebaikan masyarakat sebagai
warga negara dari
sebuah dunia yang
berbudaya majemuk, bermasyarakat
demokratis yang memiliki ketergantungan satu sama lain. Dalam pembelajaran ips yang paling penting yaitu mengembangkan
pemahaman, sikap dan keterampilan.
B. KLASIFIKASI KETERAMPILAN DASAR IPS
Keterampilan dasar
ips dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kategori, namun secara umum dapat terbagi :
1) Work-study skills
2) Group-process skills
3) Social-living skills
NCSS
(1971) mengemukakan terdapat beberapa keterampilan yang seyogianya dapat dimiliki, yaitu :
1) Keterampilan penelitian (research
skills), diperlukan untuk
mengumpulkan dan memproses data.
2) Keterampilan berfikir (thinking skills) adalah
membaginya menjadi berfikir kritis dan kreatif.
Beberapa hal keterampilan berfikir
dapat dikembangkan guru, antara lain:
a) Menetapkan sebab dan akbat.
b) Mengevaluasi data.
c) Memprediksi.
d) Menguraikan konskuensi-konskuensi
dari suatu fenomena.
e) Menyarankan alternatif pemecahan
masalah.
f) Keterampilan berpartisipasi sosial
(social participation skills),
diperlukan untuk melatih seseorang berhubungan dan bekerjasama dengan
orang lain. Keterampilan berkomunikasi
(comunication skills),diperlukan agar
siswa dapat mengembangkan kemampuan
untuk memahami orang
lain melalui berkomunikasi.
C. PERKEMBANGAN SISWA DALAM
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DASAR IPS
Piaget mengemukakan bahwa
anak-anak berkembang sementara
menjadi matang dan
memper leh pengalaman baru
dari sekitarnya. Karakteristik perkembangan
anak-anak kelas satu,
dua, dan tiga
diidentifikasi pada aspek
perkembangan, yaitu :
1) Perkembangan fisik-psik motorik
Mencapai
kematangan, anak mampu mengontrol tubuh
dan keseimbangan, melakukan aktifitas
dan keterampilan fisik. Perkembangan motorik terkait erat dengan perkembangan persepsi.
2) Perkembangan kognitif-bahasa
Kemampuan mental
anak berada pada
tahap praoperasional konkret. Perkembangan bahasa ditandai
perbendaharaan kata yang bertambah.
3) Perkembangan psikososial, emosional,
dan moral.
Menurut erikson,
bekerja dan berhubungan
efektif dengan teman
sebaya sebagai upaya mengembangkan perasaan berkemampuan.
KEGIATAN BELAJAR 2
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DASAR IPS
Pada dasarnya keterampilan dapat memberikan kontribusi yang
besar terhadap penguasaan pengetahuan dan pembentukan sikap.disebabkan
keterampilan membuat seseorang melakuan sesuatu.
A. PRINSIP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN
DASAR IPS
Prinsip dasar
yang sesogianya diperhatikan, antara lain:
1.
Keterampilan dasar
ips harus diperhatikan sebagian
dari sebuah topik pembelajaran, bukan merupakan hal yang terpisah.
2.
Siswa
diberikan pemahaman tentang arti dan tujuan keterampilan tersebut agar
termotifasi untuk mengembangkannya.
3.
Pemodelan
berupa contoh yang baik sebaiknya diberikan, serta siswa dipandu untuk
menggunakan keterampilan dasar
sehingga dapat mengembangkan kebiasaan yang sejak awal.
4.
Siswa memerlukan
peluang yang berulang-ulang untuk
memproaktifkan keterampilan.
B. MERANCANG DAN MENERAPKAN KETERAMPILAN
DASAR IPS
Keterampilan
dasar ips yang telah dijelaskan ingin tercapai dengan baik maka pelaksanaannya memperhatikan beberapa faktor,
yaitu:
1. Kebermaknaan; keterampilan
akan meningkat
jika pemahaman tentang informasi dan
gagasan telah diperoleh
siswa, dapat diberikan
melalui pengalaman siswa itu sendiri.
2. Penguatan; pengulangan oleh guru dan
latihan siswa. Pengulangan dilakukan sampai
siswa memper leh
peluang untuk melakukan
keterampilan dengan baik.
3. Umpan balik; kegiatan belajar akan
efektif jika siswa menerima dengan cepat tentang hasil-hasil tugas belajar
tersebut. Umpan balik yang sederhana, misal memberikan koreksi atas pekerjaan yang
dilakukan sehingga siswa mengetahui kekurangannya atau
mengetahui bahwa ia sudah menguasai keterampilan tersebut.
C. BEBERAPA MODAL PEMBELAJARAN DALAM
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DASAR IPS
1.
Diskusi;
kegiatan diskusi yang menyenangkan dapat dipenuhi dengan :
a. Pengel mpokan arti istilah dan pernyataan.
b. Mengadakan pemahaman bersama dalam
suatu kelompok.
c. Berbagai pengetahuan dan pengalaman.
d. Membantu siswa memahami informasi
baru.
e. Mengidentifikasi berbagai opini dan
pandangan.
f.
Bekerjasama
dalam pemecahan masalah.
2.
Penyelidikan
terbimbing; akan efektif jika mengikuti serangkaian langkah, sebagai berikut:
a. Siswa memilih / diberi topik yang
perlu diselidiki / diteliti.
b. Mengumpulkan informasi yang mereka
perlukan.
c. Menganalisis informasi yang telah
mereka perlukan.
d. Menyajikan sebuah laporan.
3.
Model pemecahan
masalah; tahapan-tahapan pemecahan masalah secara umum sebagai berikut:
a. Identifikasi masalah
b. Survei masalah
c. Definisi masalah
d. Fokus masalah
e. Analisis faktor-faktor penyebab
f.
Pemecahan
masalah
4.
Kerja kelompok;
kerja kel mpok memerlukan persiapan yang cermat
dan dipakai hanya untuk berikut ini :
a. Kegiatan yang memiliki sasaran yang
jelas yang dapat dilakukan dengan lebih
baik oleh suatu kelompok dibandingkan oleh perseorangan.
b. Kegiatan dimana semua anggota
kelompok yang bersangkutan dapat diberi tugas berguna yang harus dilaksanakan.
c. Apabila semua
anggota kelompok tersebut memiliki keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas yang telah diberikan kepada mereka.
KEGIATAN BELAJAR 3
PEMBELAJARAN IPS TERPADU
A.
KONSEP
DASAR DAN JENIS-JENIS PEMBELAJARAN TERPADU
Model pembelajaran integrasi
pada dasarnya merupakan
suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik
secara individual maupun kelompok aktif menggali
dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik bermakna
dan otentik. Pembelajran terpadu sangat diperlukan untuk sekolah dasar, karena siswa
menghayati pengalamannya masih
secara totalitas serta
masih sulit menghadapi pemilihan yang artipical. Menurut Robin Fogarty
(1991) terdapat 10 cara / model dalam
merencanakan pembelajaran terpadu, yaitu :
1. Model
Penggalan (Fragmented), seperti pada pembelajaran tradisional yang memisah-misahkan disiplin
ilmu atas beberapa, seperti matematika, sains bahasa dan studi sosial, humaniora dan
seni.
2. Model
Keterhubungan (Connected), dilandasi
anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan
pada induk mata pelajaran tertentu.
3. Model Sarang (Nested), pemanduan
berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan
pembelajaran.
4. Model Urutan / Rangkaian (Sequenced),
pemanduan topik-topik antar mata
pembelajaran yang berbeda secara paralel.
5. Model Berbagi (Shared), bentuk
pemanduan pembelajaran akibat adanya “overlapping” konsep atau ide pada dua
mata pembelajaran / lebih.
6. Model Jaring
Laba-laba (Webbed), pembelajaran
yang dipergunakan untuk mengajarkan tema
tertentu yang berkecenderungan dapat disampaikan melalui beberapa bidang
studi lain.
7. Model Galur
(Threaded), pendekatan pembelajaran yang
ditempuh dengan cara mengembangkan gagasan
pokok yang merupakan
benang merah (galur) yang
berasal dari konsep
yang terdapat dalam
berbagai disiplin ilmu.
8. Model Keterpaduan (Integrated),
sejumlah topik dari mata pembelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam
sebuah topik tertentu.
9. Model
Celupan (Immersed), dirancang
untuk membantu siswa
dalam menyaring dan memadukan
berbagai pengalaman dan
pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya.
10. Model Jejaring (Networked), pemanduan
pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi.
B. KEUNGGULAN DAN
KELEMAHAN PEMBELAJARAN TERPADU
1) Keunggulan pembelajaran terpadu,
antara lain :
a. Mendorong guru mengembangkan
kreativitas.
b. Memberikan peluang bagi guru untuk
mengembangkan situasi pembelajaran yang
utuh, menyeluruh, dinamis dan bermakna.
c. Mempermudah dan memotivasi siswa.
d. Menghemat waktu, tenaga dan sarana
serta biaya pembelajaran.
2) Kelemahan pembelajaran terpadu,
antara lain :
a. Aspek guru.
b. Aspek siswa.
c. Aspek sarana / sumber pembelajaran.
d. Aspek kurikulum
e. Sistem penilaian dan pengukurannya.
f.
Suasana
dan penekanan proses pembelajaran.
C. PEMBELAJARAN
TERPADU DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
John Jarolimek
menegaskan ips atau
studi sosial merupakan
bagian dari kurikulum sekolah
yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial diantaranya sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi,
politik, antropologi, filsafat dan
psikologi sosial.
Tujuan IPS
adalah untuk memperkaya dan mengembangkan kehidupan peserta didik dengan mengembangkan kemampuannya dalam lingkungannya dan melatih mereka untuk menempatkan dalam masyarakat demokratis dimana
mereka menjadikan negaranya tempat hidup yang lebih baik.
Model integrasi dalam pembelajaran IPS antara lain :
1) Model integrasi berdasarkan Tema;
dalam pembelajaran IPS
keterpaduan dapat dilakukan
berdasarkan tema yang
terkait, misalnya pariwisata.
2) Model integrasi
berdasarkan potensi utama;
dapat dikembangkan melalui tema
yang didasarkan pada potensi utama
yang ada diwilayah setempat, misalnya potensi kebudayaan Bali.
3) Model integrasi berdasarkan
permasalahan; pembelajaran terpadu pada IPS yang lainnya
adalah berdasarkan permasalahan yang
ada, misalnya permasalahan
banjir.
Komentar
Posting Komentar